Rabu, 11 Desember 2013

IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA (IPSI)

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
adalah organisasi nasional Indonesia yang
membawahi kegiatan Pencak silat secara
resmi , antara lain menyelenggarakan
pertandingan, membakukan peraturan dan
lain-lain.
Sejarah
Pencak silat sebagai bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia berkembang sejalan
dengan sejarah masyarakat Indonesia yang
sangat baik. Dengan aneka ragam situasi
geografis dan etnologis serta perkembangan
zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia,
Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan
kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal
dengan wujud dan corak yang beraneka
ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang
sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur
kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki
dari hasil budi daya yang turun temurun.
Sampai saat ini belum ada naskah atau
himmpunan mengenai sejarah pembelaan
diri bangsa Indonesia yang disusun secara
alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan
serta menjadi sumber bagi pengembangan
yang lebih teratur.
Hanya secara turun temurun dan bersifat
pribadi atau kelompok latar belakang dan
sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-
sifat ketertutupan karena dibentuk oleh
zaman penjajahan pada masa lalu
merupakan hambatan pengembangan di
mana kini kita yang menuntut keterbukaan
dan pemassalan yang lebih luas.
Perkembangan pada zaman sebelum
penjajahan Belanda
Nenek moyang kita telah mempunyai
peradaban yang tinggi, sehingga dapat
berkembang menjadi rumpun bangsa yang
maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang
dihuni berkembang menjadi masyarakat
dengan tata pemerintahan dan kehidupan
yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman
tersebut yang terutama didasarkan pada
kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan
dasar dari sistem pembelaan diri, baik
dalam menghadapi perjuangan hidup
maupun dalam pembelaan berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar
mendapat tempat yang tinggi di masyarakat.
Begitu pula para empu yang membuat
senjata pribadi yang ampuh seperti keris,
tombak dan senjata khusus. Pasukan yang
kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit serta kerajaan lainnya pada masa
itu terdiri dari prajurit-prajurit yang
mempunyai keterampilan pembelaan diri
individual yang tinggi. Pemukupan jiwa
keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan
untuk mencapai keunggulan dalam ilmu
pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau
pendekar diperulan syarat-syarat dan
latihan yang mendalam di bawah bimbingan
seorang guru. Pada masa perkembangan
agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk
bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-
basis agama Islam terkenal dengan
ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa
sejak zaman sebelum penjajahan Belanda
kita telah mempunyai sistem pembelaan diri
yang sesuai dengan sifat dan pembawaan
bangsa Indonesia.
Perkembangan Pencak Silat pada
zaman penjajahan Belanda
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di
suatu negeri jarang sekali memberi
perhatian kepada pandangan hidup bangsa
yang diperintah. Pemerintah Belandan tidak
memberi kesempatan perkembangan Pencak
Silat atau pembelaan diri Nasional, karena
dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahannya. Larangan
berlatih bela diri diadakan bahkan larangan
untuk berkumpul dan berkelompok.
Sehingga perkembangan kehidupan Pencak
Silat atau pembelaan diri bangsa Indonesia
yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan
pijakan kehidupannya. Hanya dengan
sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-
kelompok kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan
hanyalah berupa pengembangan seni atau
kesenian semata-mata masih digunakan di
beberapa daerah, yang menjurus pada suatu
pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa
dan semangat pembelaan diri tidak
sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh
dari penekanan di zaman penjajahan
Belanda ini banyak mewarnai perkembangan
Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
Perkembangan Pencak Silat pada
pendudukan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa yang
diduduki berlainan dengan politik Belanda.
Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional
didorong dan dikembangkan untuk
kepentingan Jepang sendiri, dengan
mengobarkan semangat pertahanan
menghadapi sekutu. Di mana-mana atas
anjuran Shimitsu diadakan pemusatan
tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa
serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang
diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada
waktu itu telah diciptakan oleh para
pembina Pencak Silat suatu olarhaga
berdasarkan Pencak Silat, yang diusulkan
untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada
tiap-tiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu
ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan
mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang
memberikan kesempatan kepada kita untuk
menghidupkan unsur-unsur warisan
kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah
untuk mempergunakan semangat yang
diduga akan berkobar lagi demi kepentingan
Jepang sendiri bukan untuk kepentingan
Nasional kita.
Namun kita akui, ada juga keuntungan yang
kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf
lagi akan keharusan mengembalikan ilmu
Pencak Silat pada tempat yang semula
didudukinya dalam masyarakat kita.
Perkembangan Pencak Silat pada
Zaman Kemerdekaan
Walaupun pada masa penjajahan Belanda
Pencak Silat tidak diberikan tempat untuk
berkembang, tetapi masih banyak para
pemuda yang mempelajari dan mendalami
melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara
turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa
dan semangat kebangkitan nasional
semenjak Budi Utomo didirikan mencari
unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional.
Menyadari pentingnya mengembangkan
peranan pencak silat maka dirasa perlu
adanya organisasi pencak silat yang bersifat
nasional, yang dapat pula mengikat aliran-
aliran pencak silat di seluruh Indonesia.
Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah
Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI)
dengan susunan pengurus besar: [1] Kini IPSI
tercatat sebagai organisasi silat nasional
tertua di dunia. Bapak-bapak pendiri IPSI
adalah :
Wongsonegoro : Ketua Pusat Kebudayaan
Kedu
Soeratno Sastroamidjojo : Sekretaris
Pusat Kebudayaan Kedu
Marjoen Soedirohadiprodjo: Pencak Silat
Sumatra
Dr. Sahar  : SHO
Soeria Atmadja : Pencak Silat Jawa Barat
Soeljohadikoesoemo : Padepokan Setia
Hati Madiun
Rachmad Soeronegoro : Padepokan Setia
Hati Madiun
Moenadji  : Padepokan Setia Hati Solo
Roeslan  : Padepokan Setia Hati Kediri
Roesdi Iman Soedjono : Padepokan Setia
Hati Kediri
S. Prodjosoemitro : PORI bagian Pencak
Moh. Djoemali  : Padepokan Setia Hati
Yogyakarta
Margono  : Padepokan Setia Hati
Yogyakarta
Soemali Prawirosoedirjo : Ketua Harian
PORI
Karnandi  : Sekretaris Kementerian
Pembangunan dan Pemuda
Ali Marsaban : Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan
Program utama disamping mempersatukan
aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di
seluruh Indonesia, IPSI mengajukan
program kepada Pemerintah untuk
memasukan pelajaran Pencak Silat di
sekolah-sekolah.
Usaha yang telah dirintis pada periode
permulaan kepengurusan di tahun lima
puluhan, yang kemudian kurang mendapat
perhatian, mulai dirintis dengan
diadakannya suatu Seminar Pencak Silat oleh
Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu,
Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri
bagnsa Indonesia dengan nama "Pencak
Silat" yang merupakan kata majemuk. Di
masa lalu tidak semua daerah di Indonesia
menggunakan istilah Pencak Silat. Di
beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan
nama Pencak sedangkan di Sumatera orang
menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri
dapat mempunyai arti khusus begitu juga
dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak
dasar bela diri, yang terikat pada peraturan
dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan.
Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri
yang sempurna, yang bersumber pada
kerohanian yang suci murni, guna
keselamatan diri atau kesejahteraan
bersama, menghindarkan diri/ manusia dari
bela diri atau bencana. Dewasa ini istilah
pencak silat mengandung unsur-unsur
olahraga, seni, bela diri dan kebatinan.
Definisi pencak silat selengkapnya yang
pernah dibuat PB. IPSI bersama BAKIN
tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia
Indonesia untuk membela/mempertahankan
eksistensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/
alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan
hidup guna meningkatkan iman dan taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aspek dalam pencak silat
Pencak Silat sebagai ajaran kerohanian
Umumnya Pencak Silat mengajarkan
pengenalan diri pribadi sebagai insan atau
mahluk hidup yang pecaya adanya
kekuasaan yang lebih tinggi yaitu Tuhan
Yang Maha Esa. Biasanya, Pencak Silat
sebagai ajaran kerohanian/kebatinan
diberikan kepada siswa yang telah lanjut
dalam menuntut ilmu Pencak Silatnya.
Sasarannya adalah untuk meningkatkan budi
pekerti atau keluhuran budi siswa. Sehingga
pada akhirnya Pencak Silat mempunyai
tujuan untuk mewujudkan keselarasan/
keseimbangan/keserasian/alam sekitar untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, guna mengisi Pembangunan
Nasional Indonesia dalam mewujudkan
manusia Indonesia seutuhnya yang
Pancasilais.
Pencak Silat sebagai seni
Ciri khusus pada Pencak Silat adalah bagian
kesenian yang di daerah-daerah tertentu
terdapat tabuh iringan musik yang khas.
Pada jalur kesenian ini terdapat kaidah-
kaidah gerak dan irama yang merupakan
suatu pendalaman khusus (skill). Pencak
Silat sebagai seni harus menuruti ketentuan-
ketentuan, keselarasan, keseimbangan,
keserasian antara wirama, wirasa dan
wiraga.
Di beberapa daerah di Indonesia Pencak
Silat ditampilkan hampir semata-mata
sebagai seni tari, yang sama sekali tidak
mirip sebagai olahraga maupun bela diri.
Misalnya tari serampang dua belas di
Sumatera Utara, tari randai di Sumatera
Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para
penari tersebut dapat memperagakan tari
itu sebagai gerak bela diri yang efektif dan
efisien untuk menjamin keamanan
pribadi.dari ujang solok
Pencak Silat sebagai olahraga umum
Walaupun unsur-unsur serta aspek-aspeknya
yang terdapat dalam Pencak Silat tidak
dapat dipisah-pisahkan, tetapi pembinaan
pada jalur-jalur masing-masing dapat
dilakukan. Di tinjau dari segi olahraga
kiranya Pencak Silat mempunyai unsur yang
dalam batasan tertentu sesuai dengan tujuan
gerak dan usaha dapat memenuhi fungsi
jasmani dan rohani. Gerakan Pencak Silat
dapat dilakukan oleh laki-laki atau wanita,
anak-anak maupun orang tua/dewasa,
secara perorangan/kelompok.
Usaha-usaha untuk mengembangkan unsur-
unsur olahraga yang terdapat pada Pencak
Silat sebagai olahraga umum dibagi dalam
intensitasnya menjadi :
Olahraga rekreasi
Olahraga prestasi
Olahraga massal
Pada seminar Pencak Silat di Tugu, Bogor
tahun 1973, Pemerintah bersama para
pembina olahraga dan Pencak Silat telah
membahas dan menyimpulkan makalah-
makalah :
1. Penetapan istilah yang dipergunakan
untuk Pencak Silat
2. Pemasukan Pencak Silat sebagai
kurikulum pada lembaga-lembaga
pendidikan
3. Metode mengajar Pencak Silat di sekolah
4. Pengadaan tenaga pembina/guru Pencak
Silat untuk sekolah-sekolah
5. Pembinaan organisasi guru-guru Pencak
Silat dan kegiatan Pencak Silat di lingkungan
sekolah
6. Menanamkan dan menggalang kegemaran
serta memassalkan Pencak Silat di kalangan
pelajar/mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari pemikiran-
pemikiran tersebut dan atas anjuran
Presiden Soeharto, program olahraga
massal yang bersifat penyegaran jasmani
digarap terlebih dahulu, yang telah
menghasilkan program Senam Pagi
Indonesia (SPI).
Pencak Silat sebagai olahraga prestasi
(olahraga pertandingan)
Pertandingan pencak silat juga diadakan dan
diikuti oleh beberapa negara diluar asia,
seperti Luxemburg, Perancis, Inggris,
Denmark, Jerman Barat, Suriname, Amerika
Serikat, Australia, Selandia Baru.
Program pembinaan Pencak Silat
Pencak Silat sebagai budaya Nasional bangsa
Indonesia mempunyai banyak ragam khas
maisng-masing daerah, jumlah perguruan/
aliran di segenap penjuru tanah air ini
diperkirakan sebanyak 820 perguruan/
aliran.
Oleh karena itu dirasakan perlu adanya
pembinaan yang sistimatis untuk
melestarikan warisan nenek moyang kita.
Terlebih-lebih setelah Kungfu masuk IPSI,
atas anjuran Pemerintah berdasarkan
pertimbangan lebih baik Kungfu berada di
dalam IPSI sehingga lebih mudah dalam
mengadakan pengawasan dan pengendalian
terhadapnya, sekaligus menasionalisasikan.
Standarisasi yang telah dirintis
pembuatannya, hanyalah untuk jurus dasar
bagi keperluan khusus olahraga dan bela
diri. Sedangkan pengembangannya telah
diserahkan kepad setiap perguruan yang
ada. Sistem pembinaan yang dipakai oleh
IPSI ialah setiap aspek yang ada dijadikan
jalur pembinaan, sehingga jalur pembinaan
Pencak Silat meliputi :
1. Jalur pembinaan seni
2. Jalur pembinaan olahraga
3. Jalur pembinaan bela diri
4. Jalur pembinaan kebatinan
Keempat jalur ini diolah, dengan saringan
dan mesin sosial budaya, yaitu Pancasila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar